pilihan +INDEKS
Ribuan Mahasiswa dan Elemen Masyarakat Gelar Aksi: Desak Keadilan, Tolak Penindasan

PEKANBARU II Hari ini, Senin 1 September 2025, kantor DPRD Provinsi Riau, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus bersama elemen masyarakat turun ke jalan menyuarakan aspirasi rakyat. Aksi ini lahir dari keresahan mendalam atas ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan, dan buruknya tata kelola negara.
"Kami menilai bahwa negara hari ini sedang berjalan mundur. Alih-alih menjadi pelindung rakyat, institusi negara justru menunjukkan wajah represif, abai terhadap kepentingan rakyat, dan sibuk mengurus kepentingan sendiri. Aksi penangkapan ratusan mahasiswa dalam demonstrasi sebelumnya menjadi bukti nyata bahwa demokrasi sedang dipasung, suara kritis dibungkam, dan aparat negara menjadi alat represi," kata Teguh Wardana selaku koordinator umum aksi demonstrasi.
Atas dasar itu, melalui aksi hari ini, kami menyatakan enam tuntutan tegas:
1. Mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai langkah konkret pemberantasan korupsi dan pengembalian harta rakyat yang dirampas oleh para pejabat busuk.
2. Mendesak agar segera dibebaskan 900 kawan kami yang ditahan dalam aksi demonstrasi. Mereka bukan penjahat, mereka adalah pejuang demokrasi yang suaranya justru mewakili kepentingan rakyat.
3. Revolusi total institusi POLRI. Reformasi kepolisian sudah gagal, maka yang diperlukan bukan lagi tambal sulam, melainkan perubahan menyeluruh agar Polri benar-benar menjadi aparat sipil yang melindungi rakyat, bukan menindas.
4. Meminta Presiden mencopot Kapolri yang terbukti gagal memimpin institusi kepolisian dan membiarkan aparatnya terus melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa dan rakyat.
5. Batalkan rencana kenaikan tunjangan DPR RI. Bagaimana mungkin di tengah penderitaan rakyat, wakil rakyat justru sibuk mempertebal kantongnya sendiri?
6. Perbaiki kinerja DPR RI secara menyeluruh. DPR seharusnya menjadi rumah rakyat, bukan pasar transaksi kepentingan elite.
Kami tegaskan, aksi ini bukan sekadar teriakan di jalanan, melainkan jeritan nurani rakyat yang sudah terlalu lama diabaikan. Tuntutan ini adalah seruan moral, politik, dan kemanusiaan yang wajib segera dijawab, bukan ditunda apalagi dibungkam dengan kekerasan.
"Kami mengingatkan, bila negara terus menutup telinga, menutup mata, dan menutup hati, maka mahasiswa dan rakyat akan terus turun ke jalan dengan barisan yang lebih besar dan suara yang lebih lantang," tutup Teguh.
Hidup mahasiswa! Hidup rakyat! Lawan penindasan!
Sumber:BEM Riau
Berita Lainnya +INDEKS
*Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Menolak Premanisme di Wilayah Hukum Polsek Bandar Seikijang*
PELALAWAN II Polsek Bandar Seikijang menggelar kegiatan Sosialisasi dan meningkatkan partisipasi .
“Polsek Bandar Sei Kijang Komitmen Cegah Karhutla dengan Patroli dan Himbauan”
PELALAWAN II Polsek Bandar Sei Kijang melaksanakan kegiatan Patroli Karhutla dan penyebaran maklu.
Jumat Curhat Polda Riau: Wadah Aspirasi dan Solusi Masyarakat di Wilayah Hukum Polsek Payung Sekaki
PEKANBARU || Dalam rangka mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat, Polda Riau kembali men.
Ketua DPD PW MOI Pekanbaru Aprianto Apresiasi Sat Brimob Polda Dalam Menjaga Kamtibmas Selama Aksi Demo di Pekanbaru
PEKANBARU || Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (DPD PW MOI).
Pastikan Program Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Terlaksana di Lapas, Lapas Kelas IIA Pekanbaru Lakukan Tes Urine Rutin
PEKANBARU || Untuk mewujudkan Program Akselerasi Menteri Imigrasi Imigrasi dan Pemasyarakatan Lem.
Dari Flyover Garuda Sakti Hingga Candi Muara Takus, Riau Kantongi Rp25 Triliun Ini Deretan Proyeknya
PEKANBARU || Provinsi Riau mendapat kucuran dana Rp25,12 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Bel.