pilihan +INDEKS
Dihujam Dendangan Syair, Gubri Wahid Menangis

PEKANBARU || Lantai II Balairung Tenas Effendi, Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), seketika hening. Delapan pendingin ruangan berdengung pelan, namun tak mampu mengusir suasana khidmat yang mengembai di ruangan. Di antara warna kuning emas ornamen Melayu yang membalut ruangan, suara merdu lantunan ayat suci Alquran dari Riski Alwi, S.Sy., M.H., membuka prosesi penabalan gelar adat untuk Gubernur Riau Abdul Wahid, Sabtu pagi (5/7/2025).
Namun, keheningan itu mencapai puncaknya saat suara lembut mendayu menyusup dari sisi ruangan, syair Melayu didendangkan oleh Siska Armiza, pendendang syair antarabangsa, peraih juara ketiga Dendang Syair Antarabangsa Malaysia 2020. Irama malalak, surat kapal, dan selendang delima yang dibawakannya bukan hanya menghiasi seremoni, tapi menyentuh langsung lubuk hati sang kepala daerah.
Gubernur Abdul Wahid, kini bergelar Datuk Seri Setia Amanah, tak kuasa membendung air mata. Ia duduk diapit dengan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri H. Marjohan Yusuf dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, namun justru syair yang dibacakan Siska yang membuat dirinya terhuyung secara emosional.
“Saya sangat terharu. Syair ini mengingatkan saya kepada orangtua saya, saat pernikahan dulu. Banyak kenangan yang hadir,” ucap Wahid dengan suara bergetar.
Dari atas panggung, wajah Wahid berubah. Dendang syair membawa dirinya melintasi waktu, ke masa kecilnya di Simbar, Indragiri Hilir. Kenangan akan almarhum ayahnya, Rusman, menyeruak. Lalu seperti lembaran film yang berputar, semua kisah suka dan duka menari-nari dalam ingatannya. Di tengah keheningan dan senyum para undangan, di hati Wahid ada kesedihan yang sulit dijelaskan.
Syair yang membuatnya terisak adalah karya Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, yang tak hanya mencatat sejarah, tapi menabur makna tentang pemimpin dan amanah. Di dalam bait-bait itu, disisipkan harapan, kepercayaan, dan sejarah hidup Wahid:
“Bertanggung jawab sejak kecil / Setelah dewasa semakin handal / Di atas semuanya itu kita doakan / Agar Tuan Wahid dalam lindungan ar-Rahman”
Gelar Datuk Seri Setia Amanah bukan sekadar penghargaan adat. Dalam sambutannya, Wahid menegaskan bahwa gelar itu adalah tanggung jawab besar.
“Gelar ini bermakna setia kepada janji, teguh memegang amanah, dan tidak berpaling dari marwah negeri. Pemimpin bukan untuk disanjung, tapi untuk menuntun,” ujarnya tegas namun tetap menyisakan sisa haru di matanya.
Ia pun menggarisbawahi komitmennya untuk terus menjadikan nilai-nilai budaya dan agama sebagai dasar kepemimpinan, sebagaimana tertuang dalam visinya: “Riau Bedelau” Riau yang Berbudaya Melayu, Dinamis, Ekologis, Agamis, dan Maju.
Penabalan ini bukan hanya tentang seorang gubernur. Ini tentang sebuah negeri yang tak ingin tercerabut dari akarnya. Sebuah prosesi sakral yang menyatukan pemerintahan dan adat, simbol bahwa budaya bukan ornamen masa lalu, tapi jantung identitas masa depan.
“Ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang kita semua. Tentang Melayu yang tak akan hilang di bumi," ucap Wahid.
Kemudian pagi itu, di tengah ruangan yang sakral, satu syair telah menembus dinding protokol dan formalitas. Ia sampai ke hati. Membuat seorang gubernur menangis.
Berikut ini syair karya Datuk Seri Taufik Ikram Jamil yang didendangkan Siska:
Inilah upacara penabalan gelar adat dinamakan, Kepada Gubernur Riau Tuan Abdul Wahid jadi pilihan, Datuk Seri Setia Amanah kita sebutkan, Payung panji adat Melayu Riau berkelanjutan
Di bahunya kini terletak berbagai harapan, Bukan saja urusan pemerintahan, tapi juga kebudayaan, Melingkupi semua ragam kemanusiaan bukan buatan, Berpadu dengan kepentingan alam yang bukan kebetulan
Cuma kita juga memiliki keyakinan, Tuan Abdul Wahid dapat menjalankan didampingi istri Henny Sasmita yang rupawan, Apalagi dia tidak sendirian, Kita semuanya siap memasang perasaan dan pikiran
Di sisi lain kita pun sadar, Dari dulu Tuan Wahid sabar, Menjalankan kehidupan dengan tegar, Tak pilih-pilih kerja asal benar, Matan bertindak sebagai ikhtiar
Lahir 21 November 1980 di Simbar Inhil, Putra alm Rusman dan Hasura sudah lama terkenal, Bertanggung jawab sejak kecil, Setelah dewasa semakin handal
Di atas semuanya itu kita do'akan, Agar Tuan Wahid dalam lindungan ArRahman, Senantiasa lurus dan berkeadlian, Untuk Riau bedelau sepanjang zaman.
Berita Lainnya +INDEKS
*Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Menolak Premanisme di Wilayah Hukum Polsek Bandar Seikijang*
PELALAWAN II Polsek Bandar Seikijang menggelar kegiatan Sosialisasi dan meningkatkan partisipasi .
“Polsek Bandar Sei Kijang Komitmen Cegah Karhutla dengan Patroli dan Himbauan”
PELALAWAN II Polsek Bandar Sei Kijang melaksanakan kegiatan Patroli Karhutla dan penyebaran maklu.
Jumat Curhat Polda Riau: Wadah Aspirasi dan Solusi Masyarakat di Wilayah Hukum Polsek Payung Sekaki
PEKANBARU || Dalam rangka mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat, Polda Riau kembali men.
Ketua DPD PW MOI Pekanbaru Aprianto Apresiasi Sat Brimob Polda Dalam Menjaga Kamtibmas Selama Aksi Demo di Pekanbaru
PEKANBARU || Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (DPD PW MOI).
Pastikan Program Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Terlaksana di Lapas, Lapas Kelas IIA Pekanbaru Lakukan Tes Urine Rutin
PEKANBARU || Untuk mewujudkan Program Akselerasi Menteri Imigrasi Imigrasi dan Pemasyarakatan Lem.
Dari Flyover Garuda Sakti Hingga Candi Muara Takus, Riau Kantongi Rp25 Triliun Ini Deretan Proyeknya
PEKANBARU || Provinsi Riau mendapat kucuran dana Rp25,12 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Bel.