Kanal

Jokowi Sebut Ekonomi Digital Indonesia Tercepat di Asia Tenggara

Publikterkini.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Kanselir Jerman Angela Merkel membuka Hannover Messe 2021 secara virtual. Dalam sambutannya yang dilakukan secara virtual, Presiden Jokowi mengatakan perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia adalah yang tercepat di Asia Tenggara.

“Ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia tercepat di Asia Tenggara,” kata Jokowi di Istana Negara, komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/4/2021).

Hal itu terbukti, saat ini Indonesia telah memiliki perusahaan start up sekitar 2.193, sehingga Indonesia berada di posisi kelima terbesar di dunia. Tidak hanya itu, Indonesia memiliki 5 unicorn, bahkan telah memiliki 1 decacorn.

“Ke depan, Industri ini akan berkontribusi pada PDB Indonesia sekitar 133 miliar dolar AS di 2025. Didukung 185 juta penduduk yang memiliki akses internet, terbesar keempat di dunia. Kemajuan industri 4.0 akan menjadikan Indonesia top 10 economy global di tahun 2030,” ujar Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan bahwa menjadi mitra Hannover Messe 2021 merupakan sebuah kehormatan tersendiri bagi Indonesia. Ini untuk kedua kalinya, Indonesia menjadi mitra setelah 26 tahun yang lalu.

“Tema Hannover Messe 2021 adalah transformasi teknologi. Sangat relevan dengan situasi pandemi saat ini. Dan di masa pandemi transformasi teknologi khususnya teknologi digital semakin penting,” terang Jokowi.

Terkait hal tersebut, Indonesia telah menyiapkan peta jalan implementasi Making Indonesia 4.0” yang telah diluncurkan sejak 2018.

Jokowi menjelaskan, terdapat tiga hal utama yang akan menjadi fokus Indonesia dalam mewujudkan pengembangan industri 4.0.

Fokus pertama yang sekaligus menjadi kekuatan utama Indonesia ialah bonus demografi yang akan memperkuat kualitas SDM Indonesia.

“Pertama, di era industri 4.0, penguatan SDM adalah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi. Pada tahun 2030 jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat,” ucap Jokowi.

Namun, tantangan yang harus dihadapi ialah menyiapkan SDM dalam jumlah besar tersebut untuk mampu menghadapi tantangan digital pada masa mendatang.

Kedua, penciptaan iklim investasi yang mendukung pengembangan industri 4.0.

Jokowi mengatakan, pembenahan iklim investasi membutuhkan pembenahan reformasi struktural.

“Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja adalah salah satunya. Undang-Undang Cipta Kerja ini akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum, dan memberikan insentif," ucapnya.

"Undang-Undang Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital dan mendukung pengembangan industri 4.0,” tutur Jokowi.

Ketiga, Indonesia akan berinvestasi pada pembangunan hijau.

Menurut World Economic Forum, pembangunan hijau memiliki potensi bisnis sebesar 10,1 triliun dollar AS dengan peluang pembukaan 395 juta lapangan kerja baru hingga 2030.

Jokowi menuturkan, berbagai langkah telah dilakukan Indonesia dalam sektor tersebut. Di antaranya pengembangan biodiesel dari kelapa sawit hingga penerapan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga.

“Di saat yang sama Indonesia siap berkontribusi pada energi masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik,” ujar Jokowi.

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER