Publikterkini.com - Ketegangan terjadi antarkelompok petani di dua desa yang ada di Gresik, Jawa Timur. Penyebabnya, mereka berebut jatah air yang ada di waduk Sumengko di Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, yang selama ini mereka andalkan untuk mengairi padi di sawah mereka masing-masing.
Menurut kepala Desa Gredek Muhammad Bahrul Ghofar, para petani di desanya sempat bingung lantaran mereka tidak diperbolehkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sumengko mengambil air dari waduk setempat.
Alasannya, air yang tersedia di waduk Sumengko dinilai hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sawah petani di desa itu saja.
Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, petani di Desa Gredek maupun yang ada di Desa Sumari biasa mengandalkan air dari waduk yang ada di Desa Sumengko tersebut.
"Ketika mendapat keluhan tersebut dari para petani, saya langsung coba komunikasi kepada kepala Desa Sumengko dan ketua Gapoktan sana. Akhirnya mereka mengajak bertemu untuk dialog bersama," ujar Ghofar saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).
Dari peninjauan lokasi, ternyata ada kerusakan pada pintu saluran air dan terjadi pendangkalan. "Semoga, dengan perbaikan dan normalisasi waduk oleh Bakorwil Bojonegoro, air waduk dapat melimpah. Sehingga bisa dimanfaatkan para petani," harap Ghofar.
Menurut Ghofar, sekarang sektor pertanian harus didukung penuh oleh pemerintah. Sebab, pertanian sebagai swasembada pangan harus dipermudah sarana prasarananya. Di antaranya yaitu kebutuhan air untuk pertanian dicukupi.
"Setelah itu, harga padi saat panen tetap stabil dan pupuk tercukupi," katanya.