Kanal

Sadis, Keponakan yang Sekarat Bukan Dibawa Berobat, Malah Dikubur Hidup-hidup oleh Bibi dan Pamannya

Publikterkini.com - Sadis. Inilah yang dilakukan Boala Netema Zai (27) dan Delima Laia (27). Dengan biadap, paman dan bibi ini, menganiaya dua ponakannya sendiri, ML (13) dan AL (11).

Bahkan, salah seorang panakannya ML yang kondisinya sekarat malah dikubur hidup-hidup di belakang gubuk penjagaan kebun karet tempat tinggal pelaku.

Kekerasan yang dialami korban bertubi-tubi, bahkan dipukul dengan benda tumpul hingga senjata tajam. Ironisnya, aksi kekerasan itu dilakukan tersangka sejak tanggal 26 Desember 2019 lalu.

Hal ini terungkap saat penyidik Polres Kuansing melakukan rekontruksi penganiayaan yang dilakukan kedua tersangka. Reka ulang berlangsung di perkebunan karet sekitar 5 kilometer dari Jalan Lintas Jake-Teluk Kuantan pada Senin (28/06/2021) siang.

Kedua tersangka terlihat secara gamblang memperagakan kembali kekejaman mereka terhadap kedua keponakannya. Warga yang melihat rekontruksi itu, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perbuatan yang diluar nalar sehat itu.

Dalam rekontruksi itu, kedua korban menerima berbagai bentuk kekerasan oleh tantenya di dalam rumah papan berukuran 4x7 meter persegi tersebut. Jarak antara rumah pelaku dan tetangga yang cukup jauh, sekitar 200 metwr, membuat kedua leluasa menganiaya korban.

Puncak kesadisan tersangka, saat menyuruh kedua kakak dan adik ini memakan kotoran manusia. Setelah itu, korban dipukul oleh kedua tersangka.

Selanjutnya bibi biadap ini memotong rambut kedua gadis belia itu dengan parang. Bukannya puas, kedua korban malah disuruh jongkok di depan rumah. Dengan disaksikan sang paman, sang bibi kembali melakukan aksi kekerasan yang dirasa tidak berperikemanusiaan. Tangan kedua gadis itu dipukuli dengan palu yang mengakibatkan luka parah dan mengalami pendarahan hebat.

Kemudian kedua korban yang sudah terluka disuruh tidur diluar rimah dengan beralas pohon tumbang. Keesokan paginya, kedua korban terlihat sudah lemas.

Bahkan ML kondisinya sangat kritis. Melihat hal itu, sang bibi memberi ML makan. Namun, karena kondisi sudah sangat memprihatinkan, makanan yang dimasukan ke mulutnya sudah tak bisa tertelan lagi. ML yang semakin melemah, membuat kedua tersangka resah, dan kemudian memandikan ML dibelakang rumah.

Bukannya tambah segar, namun ML malah semakin lemah. Kedua tersangka lalu diskusi, apakah memanggil orang atau membawa korban berobat.

Karena alasan tidak ada biaya, kedua tersangka mengurungkan niat untuk memanggil orang. Lalu sang paman menggali lubang untuk makam ML. Usai menggali lubang, mereka pergi menderes karet. Sementara ML dibiarkan terbaring di tempat pemandian dengan hanya ditutupi seng.

Usai pergi menderes, kedua tersangka mendapati keadaan ML semakin sekarat. Maka mereka berdua pun memutuskan untuk menguburkan ML dengan menutup tubuh ML dengan karung terlebih dahulu. Lalu tubuh ML diseret ke lubang yang hanya berjarak 50 meter dari belakang pondok.

Di lubang itulah ML dikubur dalam keadaan masih bernafas. Usai ditutupi dengan tanah, kedua tersangka melompat-lompat di atas lubang itu dengan tujuan tanah yang menimbun tubuh ML menjadi padat.

''Ada sekitar 22 adegan yang diperagakan tersangka. Tingkat akurasi dengan pelaporan korban cukup mendekati. Dan seperti itulah kejadiannya yang dialami oleh kedua korban,'' ujar Kapolres Kuansing AKBP Henky Poerwanto SIK MM melalui Kasat Reskrim AKP Boy Marudut Tua SH.

Menurut Kapolres, motif tersangka adalah dendam. Sebab, ayah korban sudah membunuh suami tersangka delima yang pertama. Ayah korban juga sedang menjalani hukuman penjara di Lapas Telukkuantan.

Sementara, kedua tersangka ditangkap di Bukit Suligi, Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar pada Jumat (4/6/2021)  lalu. Keduanya diketahui sudah melarikan diri sejak awal tahun 2021 yang lalu.

Sebelumnya, kedua tersangka melarikan diri dengan cara berpindah-pindah, mula dari Pekanbaru, Pujud Rohil hingga terakhir di Kampar. 

Kedua tersangka sempat membawa korban AL. Namun diperjalanan korban AL terpaksa dilarikan ke klinik di Rokan Hulu. Lalu kabar dirawatnya korban AL diketahui oleh kerabat yang lain. Oleh kerabat itu, AL langsung dibawa pergi ke tempat yang aman. Usai keadaan AL membaik, barulah, korban AL dengan didampingi kerabatnya itu melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.*

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER