Tips Aman Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

Selasa, 13 April 2021

Publikterkini.com - Puasa adalah kewajiban bagi umat muslim di bulan ramadhan. Namun, puasa juga bisa mendatangkan masalah kesehatan bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu.

Meski puasa adalah hal yang wajib bagi umat muslim, mereka yang mengalami masalah kesehatan tertentu diperbolehkan untuk tidak berpuasa, salah satunya pasien diabetes.

Penderita diabetes tidak boleh sembarangan dalam menjalankan puasa. Pasalnya, puasa bisa menurunkan gula darah dalam jumlah yang cukup banyak.

Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan hipoglikemia yang bisa menyebabkan pasien gemetar, pingsan, atau bahkan koma.

Ketika tiba waktunya berbuka, pasien diabetes juga bisa mengalami lonjakan gula darah yang terlalu tinggi atau hiperglikemia.

Lalu, apa yang harus dilakukan penderita diabetes agar bisa berpuasa di bulan ramadhan ini?

Oleh karena itu, Federasi Diabetes Internasional dan Aliansi Internasional Diabetes dan Ramadan (DAR) telah mengeluarkan pedoman nutrisi bagi umat Islam dengan diabetes yang menjalankan puasa Ramadhan tahun ini.

Apa saja yang isi pedoman tersebut?

1. Kalori seimbang

Melansir hindustantimes.com, perhatikan konsumsi kalori harian dalam jumlah yang cukup. Kalori harus dibagi antara sahur dan buka puasa.

Penderita diabetes juga bisa makan 1 hingga 2 camilan sehat jika perlu.

Penderita diabetes harus memenuhi gizi seimbang, dengan total karbohidrat sekitar 40-50 persen dengan glikemik indeks (GI) renadah.

Perlu juga memenuhi kebutuhan protein dengan konsumsi kacang-kacangan, ikan, unggas, atau daging tanpa lemak dengan jumlah 20-30 persen dari porsi harian.

Tubuh juga membutuhkan lemak sekitar 30-35 persen dari porsi harian. Lemak yang dimaksud adalah lemak mono dan lemak tak jenuh ganda.

Adapun untuk lemak jenuh, harus dibatasi hingga kurang dari 10 persen dari total asupan kalori harian.

2. Pilih karbohidrat rendah GI 

Glutemik indeks (GI) atau kadar gula dalam karbohidrat perlu diperhatikan oleh penderita diabetes.

Karbohidrat yang dikonsumsi, sebaiknya memiliki kadar GI yang rendah.

Makanan seperti ini tidak memiliki efek langsung pada glukosa darah postprandial.

Makanan yang kaya protein dan lemak baik lebih mempertahankan rasa kenyang daripada makanan yang kaya karbohidrat.

Sebisa mungkin mengkonsumsi karbohidrat yang tinggi serat, seperti biji-bijian. Pilihan lain, konsumsi karbohidrat bisa dari sayuran, buah-buahan utuh, yogurt, susu dan produk susu dianjurkan.

Konsumsi karbohidrat dari gula dan biji-bijian olahan, seperti tepung terigu, pati seperti jagung, nasi putih, dan kentang harus dihindari atau diminimalkan.

3. Ganti camilan dengan buah

Saat buka puasa, biasanya ada berbagai macam pilihan makanan dan camilan manis.

Makanan penutup yang kaya gula harus dihindari setelah buka puasa dan di antara waktu makan.

Makanan penutup sehat dapat diganti dengan sepotong buah.

4. Hindari minuman manis

Menjaga tingkat hidrasi yang memadai penting selama menjalankan ibadah puasa.

Minum cukup air putih dan minuman non-pemanis saat sahur dan buka puasa.

Minuman diet yang direkomendasikan oleh dokter juga boleh dikonsumi.

Yang sebaiknya dihindari adalah minuman manis, seperti sirup, jus kemasan, atau jus segar dengan tambahan gula.

Konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman cola juga harus diminimalkan karena berfungsi sebagai diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Makanan yang dianjurkan bagi penderita diabetes

Kebiasaan makan yang tidak tepat menyebabkan masalah kesehatan selama Ramadhan.

Untuk menghindari kondisi yang makin parah, penderita diabetes dapat mengikuti saran konsumsi makanan dari DAR berikut:

  • Buka puasa harus dimulai dengan banyak air untuk mengatasi dehidrasi akibat puasa.
  • Boleh konsumsi 1 sampai 3 buah kurma kering atau segar untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
  • Jika perlu, makan kudapan yang lebih sehat seperti sepotong buah, segenggam kacang, atau sayuran.
  • Umumnya, setiap camilan harus mengandung 100-200 kalori, tetapi ini mungkin lebih tinggi tergantung pada kebutuhan kalori individu.