Strategi Pembelajaran Tematik di SD pada Masa Pandemi Covid-19

Kamis, 25 November 2021

PUBLIKTERKINI.COM, PEKANBARU - Pembelajaran tematik adalah perpaduan atau mengaitkan berbagai macam mata pelajaran atau beberapa materi yang di satukan atau dipadukan menjadi satu “tema” untuk menghasilkan tujuan mata pelajaran yang bermakna.Tematik dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik satu kali pembelajaran peserta didik bisa mendapatkan beberapa materi pengetahuan.

 

Dalam pembelajaran tematik siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih berpikir kritis. Dalam satu tema terdapat lima muatan pelajaran, yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Lima muatan pelajaran tersebut tercampur sehingga batas-batas antara muatan pelajaran yang satu dengan yang lainya tidak begitu terlihat (Juanda, 2019:1).

 

Strategi merupakan langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu. Konsep strategi apabila dihubungkan dengan pembelajaran, maka strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Lembaga pendidikan harus cerdik memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam rangka menunjang proses pembelajaran, apalagi pada kondisi coronavirus seperti pada saat ini.

 

Kondisi saat ini antara guru dan peserta didik tidak boleh melakukan pembelajaran secara tatap muka, tetapi pembelajaran dilakukan dari rumah karena adanya covid-19. Hal ini memaksa para pelaku pendidikan melakukan pembelajaran daring mulai bulan maret hingga saat ini. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru harus memiliki strategi agar pembelajaran daring ini dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran daring yang dilakukan dari rumah membekali peserta didik dengan tugas, merangkum, LKS, dan lain-lain.

 

Adanya covid-19, tentunya membuat para guru ekstra dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru-guru tentunya harus mengikuti aturan yang diberlakukan yakni pembelajaran daring. Pembelajaran daring dimasa pandemi ini,melalui group WhatsApp, Google Meet,Claassroom bagi kelas tinggi,dan sesekali menggunakan Zoom,namun pelaksanaan pembelajaran daring hanya berkisar 80% dan selebihnya 20% luring, karena dalam pembelajaran daring tersebut banyak kendala yang dihadapi oleh guru terutama terkait masalah akses internet tidak lancar, terbatasnya sarana dan prasarana,kondisi strata sosial peserta didik yang berbeda.

 

Tidak mempunyai paket data,tidak bisa mengakses aplikasi belajar daring, dan SDM orang tua yang bervariasi,serta adanya kesibukan orang tua. Walaupun demikian seorang guru harus mempunyai strategi, agar pembelajaran daring dapat terlaksana dengan baik,maka ada beberapa strategi yang dilakukan seperti adanya kebijakan membagikan paket data, mengunjungi peserta didik atau sebaliknya, merampingkan silabus, membuat grup pembelajaran,seperti WhatsApp, Google Meet, Claasroom, Zoom dan lain-lain. Serta adanya kerja sama yang baik antara orang tua dan guru.

 

Berdasarkan uraian tersebut menjadi alasan peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait dengan strategi yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui metode daring pada pembelajaran tematik melalui wawancara dari salah satu guru di SDN 62 Pekanbaru yaitu Ana Eliza Jufri.

Menurut narasumber yang kami wawancarai yang merupakan seorang guru SDN 62 Pekanbaru yang bernama Ana Eliza Jufri strategi pembelajaran yang diterapkan di SDN 62 Pekanbaru terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu daring penuh menggunakan aplikasi whatsapp, daring campuran menggunakan aplikasi whatsapps, LMS google classroom, dan tatap muka terbatas.

 

1. Strategi pembelajaran daring penuh menggunakan aplikasi whatsapp

Kelas yang menerapkan strategi ini adalah kelas II, III, dan V. Dari ketiga kelas yang menggunakan aplikasi WA sebagai satu-satunya sarana pembelajaran,ditemukan pola penggunaan WA yang sama yaitu; guru menyampaikan informasi tentang materi atau pokok bahasan yang dipelajari hari itu, setelah semua peserta didik atau wali peserta didik merespons di WA group, guru mengirimkan materi ajar berupa dokumen presentasi, video, atau pintasan video online untuk dipelajari anak secara mandiri.

 

Guru menyampaikan hubungan antara materi yang dikirim melalui WA dengan materi ajar yang ada di buku pelajaran peserta didik, guru mengirimkan pesan berupa tugas yang harus diselesaikan peserta didik, peserta didik mengirimkan hasil kerja melalui WA secara pribadi kepada guru sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan, dan terakhir guru menganalisa hasil kerja peserta didik dan memberikan masukan atau umpan balik di WA group.

 

2. Strategi pembelajaran daring kombinasi guru kunjung (Home visit)

Kelas I dan IV menggunakan pembelajaran campuran atau blended learning. 

Teknik blended learning, guru dan peserta didik masih mengadakan tatap muka secara 

fisik walaupun dengan persentase yang sangat sedikit. Strategi ini melengkapi kekurangan yang ditemui pada strategi daring penuh. Kegiatan pembelajaran daring kombinasi guru kunjung memerlukan waktu dan tenaga yang ekstra bagi guru.

 

Guru harus merencanakan pembelajaran dengan matang agar kunjungan peserta didik ke rumah guru atau kelompok-kelompok belajar lebih efisien. Terlepas dari semua hambatan yang ada pembelajaran dengan strategi ini cukup efektif, ditandai dengan persentase keberhasilan pembelajaran yang mencapai 80% di kelas IV dan 85% di kelas I.

 

3. Daring kombinasi WA, LMS Google classroom, Virtual meeting Zoom, dan tatap muka

Kelas yang menerapkan strategi ini adalah kelas VI. Untuk memberikan pelajaran yang terbaik untuk peserta didiknya. Salah satu usaha untuk mewujudkannya adalah menggunakan berbagai platform pembelajaran untuk mendukung proses pembelajarannya selama masa pandemi ini. Guru kelas VI mengkombinasikan strategi pembelajaran daring menggunakan aplikasi WA untuk sarana komunikasi dengan learning management system (LMS) barbasis online dan juga dengan tatap muka (luring).

 

WA digunakan untuk berkomunikasi singkat dan cepat dengan peserta didik dan wali peserta didik. Zoom meeting digunakan untuk menyampaikan materi secara tatap muka daring, sehingga peserta didik dan guru dapat berdialog secara langsung. Dengan video conference ini, peserta didik dapat langsung menanyakan materi-materi yang dirasa kurang jelas. Sedangkan google classroom digunakan untuk memberikan tugas dan untuk memberikan quis kepada peserta didik. Sedangkan tatap muka terbatas berfungsi untuk memberikan penguatan dan koreksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 

4. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas 

Kondisi covid 19 yang sudah mulai membaik dari sebelumnya, sebgaian besar Sekolah-sekolah sudah menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas dengan syarat tetap menerapkan protokol kesehatan,seperti memakai masker dan membawa handsanitaizer,pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan sebanyak 2 kali seminggu, dengan jam belajar 4 jam dalam sehari,siswa juga dibagi menjadi sesi 1 dan sesi 2. dimana sesi 1 hari senin dan rabu sedangkan sesi 2 di hari selasa dan kamis.

Penulis: Harli Nadia Jufri, Citra Andria Putri,Della Anelya Saktiva,Fitri Ayuni,Dan Suci Nurfatihah

Dosen Pengampu: Dea Mustika,SPd,M.Pd