Presiden Afghanistan Mengungsi ke Oman Dengan Helikopter Penuh Dengan Uang

Selasa, 17 Agustus 2021

Sebuah helikopter terbang di langit Kabul, Afghanistan. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dikabarkan kabur dari negara itu setelah Kabul dikuasai milisi Taliban. (Foto: istimewa)

Publikterkini.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan mengungsi ke Oman dengan helikopter penuh uang dan empat mobil.

Ghani meninggalkan ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021), dan menyerahkan kekuasaan ke Taliban yang sudah mengepungnya.

Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengeklaim, Ghani angkat kaki dengan pengawalan empat mobil dan helikopter yang penuh uang.

Bahkan, karena ruang yang tersedia di helikopter tak cukup, sejumlah uang terpaksa ditinggalkan. Kabar mengejutkan ini diungkap oleh Kedutaan Besar Rusia untuk Afghanistan.

Kini berdasarkan sumber dari "Negeri Beruang Merah", Presiden Afghanistan sejak 2014 itu melintasi Teluk Persia dan menuju Kesultanan Oman.

Laporan awal menyebutkan bahwa Ghani menuju Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Tetapi otoritas lokal membantahnya.

"Pesawat yang membawa Tuan Ashraf Ghani tidak melintasi wilayah angkasa kami, maupun mendarat," jelas sumber pemerintah.

Al Jazeera yang mengutip sumber dari pengawal pribadi Ghani melaporkan, si presiden memutuskan terbang ke Uzbekistan.

Salah satu sumber diplomat Afghanistan menuturkan, tidak ada yang tahu di mana lokasi pasti Ghani berada.

"Kabar terbaru menyebutkan dia mengungsi ke Oman. Tetapi pihak Kazakhstan menyanggah ada pesawat masuk wilayah mereka," kata dia.

Dilansir Daily Mail Senin (16/8/2021), Ghani berdalih dia memilih pergi dari Kabul demi menghindari pertumpahan darah.

Dia pergi setelah Taliban, yang mengeklaim menguasai 90 persen wilayah sejak Mei, dilaporkan mengepung ibu kota.

Jatuhnya seluruh Afghanistan ke tangan pemberontak dianggap bencana kebijakan luar negeri terbesar sejak Terusan Suez.

Beberapa kalangan mengecam Presiden AS Joe Biden, setelah dia memutuskan menarik pasukan yang dimanfaatkan pemberontak.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Biden bersikeras dia sudah melakukan hal benar, berucap tidak pernah ada momen tepat perihal pemulangan pasukan AS.

Rusia sendiri menerangkan berharap bisa menjalin relasi dengan pemberontak, meski mereka tidak ingin langsung mengakuinya sebagai pemerintahan yang sah.