Banjir Besar Hantam Korut, Ribuan Warga Dievakuasi

Sabtu, 07 Agustus 2021

Publikterkini.com - Banjir akibat hujan deras berhari-hari di Korea Utara (Korut) telah menyebabkan lebih dari 1.100 rumah rusak, ribuan orang diungsikan, serta ladang dan jalan terendam. Demikian media pemerintah melaporkan.

Kekhawatiran meningkat karena rusaknya tanaman pertanian bisa berdampak pada pasokan makanan di negara yang masih belum bisa mengimpor barang-barang dari luar negeri akibat sanksi internasional.

Korut juga terputus dari bantuan akibat menutup perbatasan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

"Hujan deras melanda sejumlah daerah di pantai timur, termasuk provinsi Hamgyong Utara dan Hamgyong Selatan," demikian dilaporkan media pemerintah KRT pada Kamis.

Siaran televisi menampilkan rumah-rumah yang terendam hingga atap, serta sejumlah jembatan dan tanggul yang terseret air. Wakil kepala Badan Hidrometeorologi Negara, Ri Yong Nam, mengatakan kepada KRT, sebagian Hamgyong Utara mencatat ketinggian air di atas 500 mm dari Minggu sampai Selasa. Aementara sejumlah kawasan di Hamgyong Selatan mencatat curah hujan di atas normal.

"Kami memperkirakan hujan akan turun lebih banyak pada Agustus di sejumlah wilayah termasuk daerah pantai timur, yang bisa menimbulkan dampak lebih luas," kata dia.

Wakil Kepala Meteorologi Korea Utara Ri Yong Nam mengatakan, hujan lebat selanjutnya bisa menyebabkan kerusakan lebih parah.

"Kami memperkirakan hujan lebat hingga 10 Agustus di berbagai wilayah, terutama di kawasan pantai timur," kata Ri.

Harian Rodong Sinmun memberitakan, Kim Jong Un memerintahkan semua unit bersiap untuk mencegah kerusakan lebih parah.

Bencana alam memang berdampak pada kerusakan di sejumlah wilayah Korea Utara yang secara infrastruktur begitu lemah.

Dilansir AFP Sabtu (7/8/2021), sementara deforestasi hanya mempercepat air bah yang menyerang permukiman dan lahan pertanian.

Musim panas tahun lalu, serangkaian angin topan menyebabkan kerusakan hebat pada pertanian, dan menghancurkan ribuan hunian.

Dampaknya terasa parah karena sejak 2020, Korea Utara mengisolasi diri mereka untuk mencegah penularan virus corona.

Kali terakhir negara nuklir tersebut dilanda kelaparan hebat adalah saat medio 1990-an, ketika Uni Soviet, sekutu sekaligus mitra dagang terbesar mereka, bubar.