Usai Kendaraan Senggolan, Seorang Pria Todongkan Pistol ke Tukang Galon

Selasa, 03 Agustus 2021

Warga Kampung Sirnagalih, Desa Sukamenak, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, menunjukkan lokasi penodongan dan penembakan senjata api oleh mantan Calon Bupati Tasikmalaya berinisial CZ kepada

Publikterkini.com - Seorang pedagang air mineral di Kabupaten Tasikmalaya, Cecep Muhamad Arya (22) menjadi korban aksi koboi CZD yang diketahui merupakan mantan calon bupati Tasikmalaya. Kejadian tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (1/8/2021).

Korban sempat ditodong menggunakan senjata api.

Cecep bercerita bahwa saat itu ia mengantarkan air mineral kemasan galon ke arah Kota Tasikmalaya menggunakan motor.

Saat hendak pulang, di perjalanan ia berpapasan dengan sebuah mobil yang mengarah ke Kota Tasikmalaya dan sempat terjadi senggolan.

Karena kejadian itu, ia reflek mengumpat, lalu pengemudi mobil pun menghentikan kendaraannya.

"Saat berhenti itu, pengemudi sempat menodongkan senjata dari kejauhan lalu menghampiri saya, menendang motor, dan juga menembakan senjatanya ke atas. Saya sempat ditodong sambil diancam dengan kata-kata 'ku aing maneh ditembak modar siah (saya tembak kamu, kamu mati)', lalu pengemudi kembali ke mobilnya," kata Cecep, Senin (2/8/2021).

Menanggapi hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sonny Susmana mengatakan ketika di jalan raya harus jaga bicara dan perilaku.

Masalah yang diselesaikan dengan arogan akan semakin menjadi parah. “Orang berpendidikan itu dilihat dari bagaimana dia mampu menyelesaikan masalah, harus mampu menganyomi, memberi contoh baik, sabar dan santun,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/8/2021).

Kemudian, untuk pengemudi yang melakukan kesalahan, segera bertanggung jawab dengan minta maaf dan mengakui kesalahannya.

“Sadari satu hal, bahwa kecelakaan bisa terjadi di mana pun dan kapan pun, kadang menjengkelkan ketika properti atau kendaraan mengalami kerusakan akibat benturan. Namun, kerusakan bisa diperbaiki atau diganti, tapi perilaku atau tindakan yang buruk bisa berdampak terhadap kerugian diri sendiri dan itu susah untuk diperbaiki,” kata dia.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menambahkan, emosi di jalan raya usai kecelakaan bisa dimaklumi, namun tindakan pidana tidak bisa ditolelir.

“Dalam situasi seperti itu kadang memang logika enggak bermain. Orang yang mobilnya rusak kadang punya pembenaran, motor yang rusak juga punya ego yang menyatakan tidak bersalah. Sementara masyarakat mungkin saja akan berempati pada pihak yang lemah,” ucap Jusri.

Menurut Jusri tindakan itu merupakan wujud lemahnya penindakan hukum. Di Indonesia, bila tidak ada pengaduan maka tidak berlanjut ke perkara hukum.

“Kalau di luar, terjadi adu fisik pasti kedua belah pihak akan ditelusuri walaupun tidak ada pengaduan. Kalau penegakan hukum kita kuat akan membuat efek jera,” kata dia.

Sementara itu, Kapolsek Sukarame, Ipda Hajar Sutiar mengaku bahwa pihaknya sudah menerima laporan kejadian yang dialami Cecep. Berdasarkan keterangan korban dan saksi, pelaku diduga menodongkan senjata api laras pendek dan menembakannya ke udara sebanyak dua kali.

Polisi melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan kepada saksi dan korban yang melihat kejadian tersebut.

"Sekarang ini akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya, mengingat korban sendiri masih trauma atas kejadian yang telah dialaminya," sebutnya.