Pria di Toba Dianiaya Oleh Warga Karena Positif Covid-19, Diduga Kabur Dari Isoman

Ahad, 25 Juli 2021

Ilustrasi Pengeroyokan

Publikterkini.com - Seorang pria bernama Salamat Sianipar (45) yang dinyatakan positif Covid-19 mengalami tindakan penganiayaan oleh sejumlah warga di Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut). Penganiayaan itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Video itu diunggah keponakan korban bernama Joshua melalui akun Twitternya yakni @dfrnm. Sepupu korban, Anderson Regen Silaen, mengatakan Salamat Sianipar terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (21/7) setelah berobat ke sebuah klinik.

"Kondisi korban tidak enak badan. Hasil pemeriksaan menyatakan dia positif Covid-19. Kami juga belum tahu persisnya," katanya kepada wartawan, Sabtu (24/7).

Lanjut Regen, setelah dinyatakan positif Covid-19, Salamat disarankan untuk melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri itu pun dituruti Salamat dan dilakukannya di sebuah gubuk kecil.

Tak tahan sendirian di gubuk tengah hutan, Salamat berjalan kembali ke rumahnya.

Saat itulah masyarakat setempat menyadari kedatangannya, lalu memaksa Salamat agar kembali ke tempat isolasinya semula.

Namun yang terjadi, Salamat malah dianiaya. Ia diseret dalam kondisi tubuh terikat kemudian dipukuli seperti hewan.

"Saya sangat miris sekali. Makanya saya posting di Instagram biar ada keadilan buat tulang saya. Dan ini harus diproses secara hukum," ujar Regen.

Singkat cerita, Salamat mengalami penganiayaan dari sejumlah warga pada Kamis (22/7). Dalam video yang viral itu, Salamat dianiaya dan tangannya diikat serta dipukuli dengan sebuah kayu. Salamat pun beberapa kali tersungkur lantaran dianiaya sejumlah warga.

Regen menduga penganiayaan itu dilakukan lantaran warga tak terima dengan Salamat yang terpapar Covid-19.

"Bahkan ada beberapa orang dari perangkat desa yang menganiaya. Kami tak terima. Dia dianiaya karena Covid-19. Padahal saat penganiayaan dia sudah diikat pakai tali dan dipukuli pakai kayu panjang," ungkapnya.

Masih kata Regen, saat ini Salamat telah berada di rumah sakit di wilayah Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Sumut. "Kondisi luka mulai kering. Kakinya bengkak semua akibat dipukuli. Dia sudah depresi ini," ucapnya.

Melihat Salamat diperlakukan seperti itu, pihak keluarga membuat laporan ke kepolisian setempat.

Kepala Bidang Penerangan Masyarakat (Kabid Penmas) Kepolisian Daerah Sumatera Utara, AKBP MP Nainggolan membenarkan adanya kejadian itu.

"Benar (kejadiannya), sudah ditangani Polres Toba," ujar Nainggolan. Terkait dengan penganiayaan itu, pihaknya telah berkordinasi dengan Kasubbag Humas. "Laporan sudah diterima dan akan diproses," kata Nainggolan.

Sementara itu, Kepala Polisi Resor Toba AKBP Akala Fikta Jaya belum memberikan keterangan atas kejadian tersebut.