Anies Marah Besar, Masih Ada Karyawan Perusahaan Diluar Sektor Esensial Yang Bekerja Dikantor Dimasa PPKM Darurat

Selasa, 06 Juli 2021

Publikterkini.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluapkan kemarahannya saat melakukan sidak ke sejumlah perkantoran di Jakarta. Anies masih menemukan perkantoran di luar sektor esensial dan kritikal tetap memberlakukan kerja dari kantor atau WFO.

Padahal, dalam aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, perusahaan atau kantor-kantor di luar sektor esensial wajib memberlakukan kerja dari rumah atau work from home (WFH) 100 persen.

Kegeraman Anies itu terekam dalam video di Instastory akun @aniesbaswedan, Selasa (6/7). Dalam video itu, terlihat Anies tengah mengomeli seseorang dari bagian HRD sebuah perusahaan yang bernama Diana.

"Ini bukan soal untung rugi. Ini soal nyawa. Kita ini mau nyelamatin nyawa orang, dan orang-orang seperti ibu ini yang egois. Ini pekerja-pekerja ikut aja," kata Anies.

Anies menyebutkan bahwa Diana selaku HRD dan perusahaannya tidak bertanggung jawab karena meminta karyawan untuk tetap bekerja dari kantor (work from office/WFO).

Aturan terbaru tentang PPKM darurat di Jawa-Bali yang berlaku pada 3-20 Juli 2021 mewajibkan perkantoran non-esensial untuk menerapkan work from home (WFH) 100 persen.

Kemarahan Anies semakin menjadi-jadi ketika tahu bahwa ada ibu hamil yang ikut bekerja pada hari itu dari kantor.

"Ibu hamil kalau kena Covid-19 melahirkan paling susah. Pagi ini saya terima (informasi) satu ibu hamil meninggal. Kenapa? Melahirkan (berstatus) positif Covid-19," ujar Anies.

Ini semakin ditegaskan oleh Anies dalam video yang ia rekam setelah melakukan sidak. Anies mengatakan bahwa ibu hamil tidak seharusnya berangkat bekerja.

"Kalau terpapar (Covid-19), komplikasinya tinggi," tegasnya.

Diketahui Jakarta kembali mencatatkan rekor baru penambahan kasus harian pada Senin (5/7/2021), dengan 10.903 kasus. Dengan begitu, secara total terdapat 591.498 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jakarta sejak Covid-19 pertama muncul di Indonesia pada Maret 2020 lalu.

Sebanyak 491.556 di antaranya dinyatakan sembuh dan 8.799 meninggal dunia.

Sementara itu, 91.163 pasien lainnya saat ini sedang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan ataupun isolasi secara mandiri.