Bulan Strawberry Terjadi Pada Tanggal 24 Juni Ini, Supermoon Terakhir Ditahun 2021

Rabu, 23 Juni 2021

Publikterkini.com - Juni akan menandai kemunculan supermoon terakhir di 2021. Fenomena yang juga disebut sebagai strawberry supermoon atau bulan purnama Stroberi ini akan menyambangi Bumi pada 24 Juni.

Tahun ini kita cukup beruntung bisa menyaksikan tiga supermoon. Supermoon pertama di 2021 terjadi pada bulan April, yang kedua di bulan Mei, dan suguhan pemandangan berikutnya hadir di bulan ini, tepatnya pada tanggal 24 Juni.

Apa yang membuat supermoon bulan Juni istimewa? Sangat jarang terjadi tiga supermoon dalam satu tahun, apalagi tiga bulan berturut-turut. Hal ini membuat tahun 2021 menjadi tahun yang sangat unik secara astronomis.

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lapan, Andi Pengerang menjelaskan, Strawberry Supermoon adalah bulan purnama super yang terjadi di bulan Juni.

Menurut Andi, fenomena bulan purnama ini dinamakan Strawberry Full Moon karena berdasarkan almanak tradisional petani Amerika.

"Bulan Juni merupakan bulan ketika buah stroberi sudah matang (berwarna kemerahan, dan biasanya manis) dan siap untuk dipetik/dipanen," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/6/2021).

Meski puncaknya terjadi pada tanggal 25 Juni 2021 pada pukul 01.39.33 WIB/02.39.33 WITA/03.39.33 WIT, namun Strawberry Supermoon sudah dapat disaksikan sejak 24 Juni 2021 pada malam hari.

Definisi Supermoon

Andi mengungkapkan, definisi Supermoon sendiri memang berbeda-beda untuk tiap astronom.

"Ada yang mendefinisikan, jika rasio jarak Bulan-Bumi ketika Purnama terhadap jarak Bulan-Bumi ketika Perige itu 0,9 ; maka dapat dikategorikan sebagai Supermoon," ujar Andi.

"Inilah yang menyebabkan Supermoon dapat terjadi 4 kali dalam setahun," lanjut dia.
Menurut Andi, dirinya lebih menggunakan definisi bahwa Supermoon itu terjadi jika selang waktu antara Perige dengan purnama tidak lebih dari sehari.

Sehingga Supermoon untuk tahun ini hanya 2 kali, yakni pada tanggal 27 April dan 26 Mei atau ketika Gerhana Bulan Total.

Diketahui, puncak Perige Bulan di bulan Juni ini justru terjadi pada 23 Juni 2021 pukul 17.03.58 WIB/18.03.58 WITA/19.03.58 WIT dengan jarak 359.972 km dari Bumi, iluminasi 97,5 persen dan berada di sekitar konstelasi Ofiukus.

Wilayah menyaksikan Supermoon

Secara umum, Indonesia dapat menyaksikan Strawberry Supermoon ini sejak beberapa menit sebelum terbenam Matahari (24 Juni) dari arah Timur-Tenggara (arah yang sama ketika Matahari terbit saat Solstis Desember).

Kemudian, berkulminasi keesokan harinya (25 Juni) sekitar tengah malam di arah selatan dan terbenam setelah terbit Matahari di arah barat-barat daya.

Masyarakat Indonesia tak perlu khawatir, Andi mengungkapkan, fenomena Strawberry Supermoon dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
"Lokasinya di seluruh Indonesia," ujar Andi.

Cara menyaksikan

Masyarakat juga dapat menyaksikan secara langsung tanpa bantuan alat optik lain.

Mengingat waktu terbit terbenamnya Bulan berbeda-beda bergantung dari lokasi geografis dan zona waktu yang dipakai, maka waktu pengamatannya juga berbeda-beda.

Terkait durasi, fenomena Strawberry Supermoon bisa diamati seperti Bulan Purnama lainnya, yakni dari terbit Bulan saat Matahari terbenam sampai keesokan hari saat Bulan terbenam.
Ia menambahkan, jika ingin mengamati fenomena alam ini, sebaiknya obyek pandang kita tidak terhalang oleh apapun, misalnya bukit, gunung ataupun bangunan tinggi di sekeliling kita.

"Pastinya semoga cuaca juga cerah," lanjut dia.

Masyarakat juga dapat melihat live streaming Supermoon  melalui aplikasi seperti Live Start Chart, Daffmoon, Sun Surveyor dan Stellarium Mobile.

Aplikasi-aplikasi tersebut dapat diakses melalui gawai atau ponsel.

Soal Fase Bulan Purnama

Berdasarkan artikel dari Lapan soal Fenomena Astronomis yang Terjadi pada Juni 2021, Indoneisa mengalami Fase Bulan Purnama pada 24-25 Juni 2021.

Fase Bulan Purnama atau disebut juga fase oposisi solar Bulan adalah konfigurasi ketika Bulan terletak membelakangi Matahari dan segaris dengan Bumi dan Matahari.

Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1 derajat terhadap ekliptika, Bulan tidak selalu memasuki bayangan Bumi ketika fase Bulan Purnama.

Sehingga setiap fase Bulan Purnama tidak selalu beriringan dengan gerhana Bulan.