Air Sumur Warga Kutawaru Menghitam, Diduga Akibat Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap

Senin, 14 Juni 2021

Publikterkini.com - Warga Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Utara sempat kaget karena air sumur yang biasanya jernih, tiba-tiba berubah warna menjadi hitam pada Sabtu (13/6/2021) pagi. Pada saat kejadian, salah satu warga setempat, Slamet mengungkapkan tidak mengetahui persis.

Ia baru tahu bahwa Kilang Pertamina Cilacap terbakar setelah membuka media sosial Facebook. Pada saat itupun ia belum mengetahui jika terbakar Tangki Pertamina akan berpengaruh pada kondisi air sumur di rumahnya.

"Jadi pagi-pagi saya nyalain sanyo, baru tahu kalau airnya hitam. Airnya saya ambil dari sumur, memang tidak ditutup sama saya. Terlebih juga malamnya hujan deras," katanya saat ditemui, Minggu (13/6/2021).

Ia hanya menggunakan air tersebut hanya untuk kebutuhan mandi, sedangkan untuk konsumsi, ia beruntung karena masih memiliki cadangan air bersih.

"Masih bisa buat mandi saja sih, kalau untuk masak tidak berani. Untungnya masih ada simpanan air bersih dua jeligen saya. Kalau sekarang sih tinggal sedikit sekali di bak, air yang hitam," jelasnya.

Meski begitu, ia mengaku langsung mendapat bantuan air bersih dari Pertamina mulai hari ini. Ia dijanjikan akan kembali mendapat bantuan air bersih sampai air sumurnya kembali bersih.

"Ini air bersih, seadanya tempat air suruh diisi penuh, katanya nanti ada bantuan lagi mau dibersihin sumurnya dan disedot," jelasnya.

Ketua RW 013 Sobirun mengatakan, wilayahnya merupakan ring satu yang terdampak kebakaran tangki.

"Warga saya mengalami krisis air bersih, karena airnya berwarna hitam kebiru-biruan. Sampelnya diambil dari pihak Pertamina. Pak Lurah instruksi agar tidak dikonsumsi dulu hingga ada penyedotan massal," ujar Sobirun.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan, telah mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 10.000 liter untuk warga terdampak.

Berdasarkan pendataan, total warga yang terdampak sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang tersebar di RW 1, 9, 8, 11, 12 dan 13.

"Sumber air warga tercemar air hujan yang membawa bahan bakar dari tangki yang terbakar di Pertamina," kata Tri.