Publikterkini.com - Nasip tragis dialami FWA (15) warga Jalan Rantau, Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang menjadi korban penganiayaan sesama santri yang dilakukan dengan kakak kelas hingga tewas. Sabtu (5/6/2021) pukul 22.00 WIB.
Dilansir dari Kabarmetro.co.id. Informasi yang berhasil didapat dari ayah korban Tri Wahyudi (45) menyebutkan, korban dianiaya oleh ALH (17) kakak kelasnya hingga menyebabkan kematian saat berada di Pesantren Darul Arafah Raya di Jalan Berdikari, Sampe Cita, Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang
Orangtua korban yang mendapatkan informasi tersebut langsung membuat laporan ke Polsek Kutalimbaru dan membawa korban untuk di outopsi ke RS Bhayangkara guna proses kepolisian penyelidikan lebih lanjut.
"Saya dapat kabar dari pesantren kalau anak saya meninggal dunia dipukuli abang kelasnya, sampai dibagian dada, leher memar dan wajah sudah membiru," ungkapnya saat berada di RS Bhayangkara Medan Minggu (6/6/2021) pukul 10.00 WIB
Ternyata kejadian penganiayaan itu sudah beberapa kali dialami korban dan sempat bercerita kepada orangtuanya bahwa dirinya sering dipukul dan dikompasin sama seniornya.
Sementara Kapolsek Kutalimbaru AKP Hendri Surbakti mengatakan, kasus dugaan penganiayaan ini diduga berawal dari saling sindir antara korban dan pelaku.
Saat itu, korban dianggap kurang merespek sehingga dianiaya oleh kakak kelasnya. "Ini arahnya macam sindir-sindiran begitu, kurang respek, jadi dibariskan.
Hanya sekali pukul jatuh," kata Hendri saat dikonfirmasi, Senin (7/6/2021).
Dalam kasus tersebut, kata Hendri, pihaknya telah mengamankan satu orang yang diduga telah menganaiaya korban hingga tewas. Selain itu, lanjutnya, ada 10 orang lainnya yang diperiksa.
"Tersangka sudah diamankan dan akan ditahan,"ujarnya.
Kata Hendri, pelaku yang ditangkap merupakan kakak kelas korban.
Saat ini, jenazah korban sedang diotopsi oleh pihak rumah sakit.
Untuk penyelidikan selanjutnya, kata Hendri, akan dilanjut ke Polrestabes Medan.
"Yang pasti, satu orang sudah diamankan, arahnya ditahan. Mengenai saksi yang diperiksa, sudah ada 10 orang yang kita periksa," ungkapnya.
Terkait dengan kejadian itu, pihak pesantren belum bisa dikonfirmasi.